5 Kesalahan Manajemen Kinerja Karyawan yang Sering Terjadi
Manajemen kinerja karyawan adalah salah satu aspek penting dalam kesuksesan setiap perusahaan. Namun, seringkali terjadi kesalahan yang dapat menghambat pencapaian tujuan bisnis.
Gadjian Academy bersama dengan Linda S. Wirawan telah menyoroti kesalahan-kesalahan umum yang perlu dihindari dalam manajemen kinerja dalam video YouTube Gadjian berjudul “Kesalahan Apa Saja yang Harus Dihindari dalam Manajemen Kinerja? Bagian 4”.
Kesalahan Umum Manajamen Kinerja Karyawan
1. Tujuan yang kurang jelas dan tidak sesuai goals perusahaan
Salah satu tantangan utama dalam manajemen kinerja adalah tujuan yang tidak jelas dan tidak sejalan dengan tujuan perusahaan.
Menurut Bu Linda, seorang konsultan dan praktisi HR & bisnis profesional, ketika tujuan perusahaan berubah, diperlukan komunikasi yang jelas dan proses yang terstruktur untuk menyelaraskan semua pihak terkait dan memastikan upaya diarahkan pada tujuan baru.
Proses yang tidak terstruktur dapat menyebabkan kebingungan, ketidakefisienan, dan pada akhirnya menghambat pencapaian tujuan perusahaan.
Perusahaan secara teratur perlu mengevaluasi dan memastikan bahwa setiap bagiannya memahami tujuan mereka dan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan tersebut.
Komunikasi yang terbuka antara manajemen dan karyawan juga sangat penting untuk memastikan bahwa semua orang memiliki pemahaman yang jelas tentang arah perusahaan.
2. Proses yang tidak terstruktur
Dalam manajemen kinerja, proses yang tidak terstruktur dapat menjadi hambatan serius menurut Bu Linda S. Wirawan.
Ia menekankan bahwa proses yang terstruktur diperlukan untuk memastikan bahwa setiap langkah dalam manajemen kinerja dilakukan dengan efisien dan efektif.
Hal tersebut melibatkan pengembangan prosedur yang jelas untuk menetapkan dan mengevaluasi tujuan kinerja, serta sistem untuk memberikan umpan balik kepada karyawan secara teratur.
Ketika proses tidak terstruktur, karyawan mungkin merasa kebingungan tentang apa yang diharapkan dari mereka, dan manajemen mungkin kesulitan untuk melacak dan mengevaluasi penilaian kinerja mereka secara objektif.
Baca Juga: Mengenal Performance Management System
3. Kurang komunikasi dalam menjalankan proses dan tanggung jawab
Untuk memastikan bahwa karyawan tetap berkinerja tinggi dan terus berkembang, diperlukan manajamen kinerja. Kemudian, untuk menjalankan manajemen kinerja diperlukan komunikasi yang baik tutur Bu Linda.
Karyawan harus memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana mereka akan dievaluasi. Selain itu, manajemen juga perlu memberikan umpan balik yang konstruktif dan mendukung kepada karyawan mereka.
Komunikasi yang baik tidak hanya membantu karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka, tetapi juga memperkuat hubungan antara manajemen dan karyawan.
Baca Juga: 12 Indikator Penilaian Kinerja Karyawan dan Cara Menerapkannya
4. Jarang melakukan evaluasi kerja
Selanjutnya, Bu Linda, juga menyoroti pentingnya evaluasi kerja sebagai instrumen vital untuk mengukur kinerja karyawan.
Tanpa evaluasi yang tepat, sulit bagi perusahaan untuk mengetahui apakah karyawan mencapai target yang ditetapkan atau memenuhi ekspektasi.
Evaluasi kerja yang jarang dilakukan juga dapat mengakibatkan karyawan merasa tidak dihargai atau tidak mendapatkan umpan balik yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja mereka.
Kurangnya evaluasi berdampak pada penurunan motivasi dan produkivitas kerja. Untuk mengatasinya, perusahaan perlu mengimplementasikan proses evaluasi kerja yang teratur dan sistematis.
Evaluasi tersebut harus mencakup pertemuan satu-satu antara manajer dan karyawan untuk membahas pencapaian tujuan, kekuatan, dan area pengembangan dengan metrik yang sudah disepakati sebelumnya.
Dengan demikian, perusahaan dapat memberikan umpan balik yang konstruktif berdasarkan data kepada karyawan dan membantu mereka dalam mencapai potensi penuh mereka.
Evaluasi kinerja yang rutin adalah kunci untuk membantu perusahaan dalam menetapkan dan mencapai target mereka.
Di samping itu, evaluasi juga membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan proses rekrutmen karyawan, pelatihan, dan perubahan lainnya yang mungkin diperlukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Baca Juga: 7 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
5. KPI dan job descriptions yang tidak jelas
Sungguh penting bagi HR dalam memahami bisnis yang dijalankan secara mendalam. Hal itu diperlukan HR dalam menyusun KPI yang objektif dan relevan dengan berbagai peran di perusahaan.
Pelajari cara menyusun KPI karyawan yang benar!
HR perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang tujuan dan kebutuhan bisnis untuk membantu dalam pengembangan karyawan. Memiliki key performance indicators (KPI) dan deskripsi pekerjaan yang jelas tidak dapat diabaikan dalam manajemen kinerja karyawan.
KPI yang jelas membantu karyawan memahami ekspektasi yang ada dan memberikan arahan yang jelas tentang area mana yang perlu difokuskan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kemudian, deskripsi pekerjaan yang jelas juga penting karena memberikan panduan tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing posisi.
Tanpa deskripsi pekerjaan yang jelas, karyawan mungkin mengalami kebingungan tentang apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana mereka dapat berkontribusi secara efektif.
Dengan memiliki KPI dan deskripsi pekerjaan yang jelas, perusahaan dapat meningkatkan akuntabilitas dan keselarasan antara tujuan individu dengan tujuan perusahaan.
Ini juga memfasilitasi proses manajemen kinerja yang lebih objektif dan membantu karyawan untuk lebih fokus dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Oleh karena itu, perusahaan harus menginvestasikan waktu dan sumber daya untuk memastikan bahwa KPI dan deskripsi pekerjaan mereka didefinisikan dengan jelas dan dipahami oleh semua karyawan.
Software Hadirr untuk Pantau Kinerja Karyawan
Dengan menghindari kesalahan seperti jarangnya evaluasi kerja, ketidakjelasan dalam deskripsi pekerjaan, perusahaan dapat memperbaiki praktek manajemen kinerja mereka dan mencapai hasil yang lebih baik dalam jangka panjang.
Memantau kinerja karyawan dapat menjadi tugas yang rumit dan cukup memakan banyak waktu. Terutama jika perusahaan Anda memiliki berbagai sistem kerja seperti shift, WFH, dan terkadang sistem hybrid. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan aplikasi yang dapat menyederhanakan semua rutinitas kerja Anda.
Coba aplikasi absensi online dan monitoring sales, Hadirr, untuk membantu memonitor jam kerja dan kinerja karyawan di kantor maupun di lapangan. Aplikasi HRIS Hadirr adalah aplikasi absensi berbasis GPS dan face recognition yang dilengkapi dengan berbagai fitur unggulan. Dari mulai fitur absensi selfie, timesheet online, pengaturan jadwal shift kerja, manajemen lembur, hingga pemantauan kunjungan penjualan ke lokasi secara online.
Berikut tayangan lengkap terkait penjelasan tentang “Kesalahan Apa Saja yang Harus Dihindari dalam Manajemen Kinerja?” yang disampaikan oleh Linda S. Wirawan.
Ketahui informasi lebih lanjut seputar edukasi HR dan seminar pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) lainnya di website Gadjian Academy dan channel YouTube Gadjian.