Skema Menghitung Insentif Sales
Umumnya setiap karyawan selalu dibayar dengan gaji pokok setiap bulannya, namun berbeda dengan tim sales. Sebagai tim yang bergerak di garda terdepan untuk mencapai target penjualan, tim sales berhak mendapat insentif dari perusahaan setiap bulannya.
Banyak yang beranggapan mendapat insentif sangat menggiurkan, karena gaji yang didapat bisa berkali lipat dari gaji pokoknya. Benarkah demikian?
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang perhitungan insentif, yuk baca penjelasan berikut ini!
Apa Itu Insentif Sales?
Definisi insentif penjualan atau sales adalah hadiah atau bonus yang ditawarkan kepada tim sales sebagai cara memotivasi mereka untuk mencapai tujuan atau target tertentu.
Baca Juga: Cara Menentukan Metrik Penjualan untuk Mengukur Kinerja Sales
Insentif penjualan dapat mengambil berbagai bentuk, termasuk pembayaran berbasis komisi, bonus untuk memenuhi atau melebihi kuota penjualan, atau penghargaan untuk mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi.
Insentif penjualan biasanya digunakan oleh perusahaan untuk mendorong tim sales mereka agar melakukan yang terbaik dan mendorong pendapatan bagi perusahaan.
Jenis-Jenis Insentif Sales
Ada banyak cara berbeda untuk menghitung insentif bagi tenaga penjualan. Mana pendekatan yang terbaik bergantung pada tujuan dan situasi spesifik bisnis Anda.
Berikut adalah beberapa contoh insentif yang dapat Anda pertimbangkan:
Insentif berbasis komisi
Dalam pendekatan insentif ini, seorang sales dibayar berdasarkan persentase dari pendapatan yang mereka hasilkan dari penjualan mereka.
Contoh: jika seorang sales memiliki tarif komisi 10% dan menjual produk senilai Rp 10.000.000 dalam sebulan, maka mereka akan mendapatkan insentif sebesar Rp 1.000.000.
Sedangkan jika mereka menjual produk senilai Rp 5.000.000 dalam sebulan, maka mereka akan mendapatkan insentif sebesar Rp 500.000.
Perhitungan insentif berbasis komisi di atas sangat mudah dilakukan di aplikasi Gadjian, karena aplikasi HRIS Gadjian dapat menghitungkan insentif berbasis komisi seperti contoh di atas secara otomatis.
Insentif berdasarkan kuota penjualan
Dalam pendekatan insentif ini, seorang sales diberikan target penjualan tertentu untuk dicapai, dan jika mereka memenuhi atau melebihi target tersebut, mereka berhak mendapatkan pembayaran insentif. Namun jika mereka tidak memenuhi atau melebihi target tersebut, maka mereka tidak mendapatkan insentif sama sekali.
Contoh: jika seorang sales memiliki target penjualan sebesar Rp 10.000.000 dan mereka memenuhi atau melampaui target tersebut, mereka dapat menerima pembayaran insentif sebesar Rp 1.000.000.
Baca Juga: Cara Membuat Skema Komisi Sales Berdasarkan Kompensasi
Namun, jika mereka menjual produk senilai Rp 5.000.000 dalam sebulan, maka mereka tidak mendapatkan insentif sama sekali, karena nilai penjualan produk yang dicapai tidak memenuhi target minimum.
Untuk membantu tim sales mencapai target dan mendapatkan insentif, aplikasi Hadirr sales dapat membantu memantau aktivitas penjualan dan potensi penjualan, sehingga minim kemungkinan ada peluang yang terlewatkan.
Aplikasi Hadirr juga memudahkan perusahaan dalam mengelola tim sales yang bekerja di berbagai tempat melalui fitur absensi sales dan sales visit, sehingga waktu yang digunakan di lapangan untuk mendapatkan penjualan bisa lebih tinggi.
Insentif berdasarkan kepuasan pelanggan
Dalam pendekatan ini, seorang sales mendapatkan apresiasi dalam bentuk insentif jika mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi.
Kepuasan pelanggan dapat diukur melalui survei pelanggan atau metode lain, dan sales yang secara konsisten menerima nilai tinggi dari pelanggan mereka dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif.
Contoh Cara Hitung Insentif Sales
Untuk melakukan perhitungan insentif sales Anda harus mengikuti beberapa cara berikut. Ada 5 cara yang dapat Anda gunakan!
1. Buat kebijakan untuk perhitungan insentif
Setiap perusahaan memiliki aturan yang berbeda-beda untuk perhitungan insentif karyawan. Ada yang dilakukan dalam sebulan sekali atau setiap 2 minggu sekali. Ada pula yang dilakukan setelah perusahaan mendapat penjualan penuh.
Semua tergantung pada indikator kinerja sales yang diukur dengan KPI sales setiap perusahaan. Nah, bagaimana dengan perusahaan Anda? Ada baiknya buatlah kebijakan perhitungan insentif yang sesuai dengan karakteristik perusahaan Anda.
2. Tentukan pendekatan yang akan digunakan
Ada beberapa pendekatan yang bisa Anda gunakan dalam menghitung insentif. Anda dapat menentukan pendekatan yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Misalnya insentif yang dihitung berdasarkan margin laba kotor atau keuntungan bersih atas produk yang terjual.
3. Buat dasar perhitungan insentif
Dasar perhitungan insentif dapat dihitung dengan mengalikan persentase insentif dengan dasar perhitungan insentif selama periode penjualan. Selanjutnya hitung jumlahnya dengan membagi jumlah komisi dengan persentase insentif.
Contohnya:
Rp. 2.000.000 ÷ 0,5 = Rp. 4.000.000
4. Tentukan jumlah persentase insentif variabel
Ini berlaku jika perusahaan Anda menjual berbagai macam jenis produk sedangkan persentase insentif tiap produk berbeda-beda. Jika seperti ini, Anda bisa mengalikan setiap persentase komisi dengan setiap hasil penjualan, kemudian dijumlahkan.
Contohnya:
Nina adalah seorang sales yang berhasil menjual produk A dengan harga Rp. 15.000.000 dengan komisi sebesar 3% dan produk B seharga Rp. 20.000.000 dengan komisi sebesar 5%. Maka berikut perhitungannya:
Produk A : Rp 15.000.000 x 3% = Rp. 450.000
Produk B : Rp 20.000.000 x 5% = Rp. 1.000.000
Sehingga total komisi yang didapatkan Nina adalah sebesar Rp. 450.000 + Rp. 1.000.000 = Rp. 1.450.000
5. Hitung insentif berjenjang
Perhitungan insentif berjenjang, jika penjualan produk telah berhasil melampaui target tertentu. Dalam hal ini tentu ada perhitungan tersendiri yang digunakan.
Anda bisa mengalikan masing-masing persentase insentif dengan hasil penjualan di periode tersebut, kemudian menjumlahkan hasilnya.
Persentase penjualan yang lebih besar mungkin akan digunakan untuk perhitungan jika memang telah mencapai target tertentu. Misalnya, persentase akan naik dari 3% menjadi 6% jika hasil penjualan karyawan melebihi target Rp. 15.000.000.
Dalam kasus ini, persentase 6% akan digunakan untuk menghitung seluruh komisi tim sales jika berhasil mencapai target tersebut.
Baca Juga: Cara Memanfaatkan Data Penjualan Perusahaan
Contoh Skema Insentif Sales
Untuk mengetahui cara menghitung insentif sales perusahaan Anda, berikut ilustrasi skema komisi sales di perusahaan furniture PT. Adyata Mandala.
1. Nina berprofesi sebagai sales di perusahaan furniture PT. Adyata Mandala. Jika Nina berhasil menjual produk furnitur sebesar Rp. 20.000.000 per bulan, Ia akan mendapat komisi sebesar 10%. Maka insentif yang didapatkan Nina adalah
Rp. 20.000.000 x 10% = Rp. 2.000.000
2. Dalam satu bulan beroperasi perusahaan PT. Adyata Mandala berhasil mendapatkan laba bersih sebesar Rp. 30.000.000. Jika insentif sales yang diberikan karyawan sebesar 5%, maka Nina akan mendapatkan insentif sebesar
Rp. 30.000.000 x 5% = Rp. 1.500.000
3. PT. Adyata Mandala menetapkan insentif untuk tim sales sebesar 30% untuk kepala divisi dan 10% untuk masing-masing anggota. Perusahaan juga menetapkan pembayaran insentif untuk tim sales sebesar Rp. 30.000.000. Maka perhitungan pembagian insentifnya sebagai berikut
- Kepala divisi : Rp 30.000.000 x 30% = Rp. 9.000.000
- Anggota : Rp 30.000.000 x 10% = Rp. 3.000.000
Pada akhirnya, mana pendekatan insentif yang terbaik akan bergantung pada tujuan dan situasi spesifik bisnis Anda, dan Anda bisa jadi harus bereksperimen dengan berbagai formula untuk menemukan formula yang paling cocok untuk Anda dan tim sales Anda.