Trik Karyawan Memboroskan Waktu di Tempat Kerja
Pernah melihat staf atau rekan kerja yang selalu mondar-mandir tak jelas di lorong gedung? Bukannya sibuk, bisa saja dia sedang “terlihat untuk menjadi produktif.” Di tengah hiruk-pikuk kantor, sering kali tersembunyi trik karyawan untuk menghabiskan waktu mereka. Karyawan mampu menyulap kegiatan yang kurang produktif menjadi tampak sibuk dan produktif.
Sebagai HR atau mungkin tim leader dari karyawan tersebut, tentu saja Anda harus paham mengenai trik-trik yang sering karyawan gunakan untuk memboroskan waktu, agar nantinya Anda bisa mencegah hal ini terulang kembali.
8 Trik Karyawan Memboroskan Waktu di Tempat Kerja
Kemudian, apa saja seni yang sering karyawan gunakan? Berikut ini mari kita lihat contoh dari trik yang karyawan buat agar terlihat sibuk dan produktif di tempat kerja.
Terlihat Sibuk Mengerjakan Laporan, Padahal Hanya Ketik-Ketik Keyboard
Cinta, salah satu karyawan, memiliki cerita menarik tentang bagaimana rekan kerjanya menciptakan kesan sibuk dengan mengetik keyboard. Saat atasan berada di sekitar, keyboard akan ditekan dengan penuh semangat seolah-olah mereka tengah mengerjakan tugas penting.
Anehnya, dia terbiasa untuk menggunakan trik ini pada saat tanggal kembar, loh! Kamu pasti familiar bukan dengan promo 8.8 atau 1.1? Ya, promo tersebut merupakan promo belanja online dan trik ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kecurigaan dari atasan dan supaya dia terlihat lebih sibuk.
Karyawan Tidak Ada di Meja Kerja? Mungkin Sedang Main Petak Umpet
Tidak hanya manipulasi digital yang menjadi bagian dari trik karyawan untuk menghindari tugas-tugas produktif. Rina, seorang mantan pelayan restoran, sering memanfaatkan ruang penyimpanan dan dapur sebagai tempat bersembunyi dan bersantai selama shift kerjanya berlangsung.
Permainan “petak umpet” ini tentu saja tidak adil bagi rekan kerjanya yang rajin. Selain itu, Rina juga seringkali pura-pura sibuk dengan cara melakukan pekerjaan yang tidak perlu untuk menghabiskan waktu, seperti membersihkan meja yang sudah bersih dan melipat celemek atau lap meja dengan pelan.
Bagaimana dengan karyawan di perusahaan Anda? Anda mungkin perlu sesekali untuk mengecek sudut-sudut ruangan. Siapa tahu, terdapat karyawan di perusahaan Anda yang juga melakukan trik ini.
Pura-Pura Perfeksionis
Selanjutnya, mari kita bahas tentang taktik “pura-pura perfeksionis”. Daniel, seorang desainer grafis, seringkali memperlambat pekerjaan dan menghabiskan waktu berlebihan untuk memperbaiki detail-detail kecil yang tidak penting dalam pekerjaannya.
Meskipun supervisornya berfokus pada kualitas hasil kerja, Daniel justru lebih fokus pada revisi-revisi yang sepele sehingga waktu kerjanya lebih panjang. Pura-pura perfeksionis membuatnya dapat mempertahankan kecepatan kerja yang santai.
Kabur ke Kantin
Pindah fokus ke taktik selanjutnya, kita akan membahas tentang “kabur ke kantin.” Agus adalah seorang pekerja yang telah beberapa kali berpindah kantor. Dengan pengalaman kerja yang cukup panjang, Agus telah mengembangkan taktik menghindar yang sederhana namun efektif.
Saat ia berpindah dari satu tugas ke tugas lain, dia akan mampir ke pantry atau bahkan kantin kantor. Manuver ini memungkinkannya menghindari kecurigaan sambil menikmati momen istirahat sejenak.
Meskipun istirahat adalah bagian penting dari keseimbangan kerja yang sehat, taktik “kabur ke kantin” seperti yang dilakukan Agus bisa merugikan produktivitas jika tidak diatur dengan bijak.
Pergi ke kantin atau pantry terlalu sering dan tanpa alasan yang jelas bisa menghambat fokus dan konsentrasi dalam pekerjaan. Jika tindakan ini diulang-ulang, waktu yang seharusnya dihabiskan untuk pekerjaan berharga bisa terbuang sia-sia.
Baca juga: Cara Mencari Karyawan yang Jujur dan Berkualitas
Suka Ganti-Ganti Layar
Mari kita melanjutkan dengan membahas taktik “ganti-ganti layar”. Tari, seorang karyawan back office, adalah seorang yang ahli dalam berganti-ganti layar komputer agar terlihat sibuk. Di layar utama komputernya, ia menampilkan lembar Excel atau dokumen Word, sementara layar sekundernya menampilkan video YouTube. Tipu daya yang cekatan ini memungkinkannya beralih antara pekerjaan dan hiburan dengan cepat.
Selain itu, ada juga cerita Koko, seorang staf keuangan, yang memiliki trik serupa dalam mengatasi kebosanan dan tekanan kerja. Saat merasa pikirannya mulai merasa jenuh, ia memanfaatkan kemampuan untuk meninggalkan tugas yang memakan waktu tiga perempat layar dan membuka media sosial di seperempat layar yang lain.
Taktik semacam ini jelas merugikan efisiensi dan kualitas pekerjaan. Menggantikan tugas yang seharusnya dilakukan dengan hiburan atau hal lain hanya akan menghambat kemajuan pekerjaan dan menghasilkan hasil yang tidak memadai.
Karyawan seharusnya fokus pada pekerjaan yang diberikan dan memberikan hasil yang bermakna, bukan mengalihkan perhatian mereka dengan aktivitas yang tidak relevan.
Kabur ke Mall
Tak terelakkan, taktik “kabur ke mall” juga menjadi bagian dari daftar trik karyawan. Kevin, seorang tenaga sales di perusahaan startup teknologi, mengenang petualangannya di mal selama jam-jam.
Setelah menjalankan tugas-tugasnya dan bertemu dengan klien, ia terkadang “mampir” ke mal untuk berjalan-jalan dan membeli camilan. Tentunya, hal ini bisa dia lakukan karena Kevin mencampurkan urusan pekerjaan dengan senengan pribadi.
Taktik seperti ini mengungkapkan sikap kurang profesional dan kurangnya tanggung jawab terhadap pekerjaan. Karyawan seharusnya bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan memberikan kontribusi yang berarti.
Pura-Pura WFH, Padahal Tidur!
Selanjutnya, mari kita bahas taktik “pura-pura WFH”. Dalam dunia kerja yang semakin terhubung secara digital, banyak perusahaan menerapkan kebijakan Kerja Dari Rumah (WFH) sebagai respons terhadap dinamika global.
Namun, taktik Joshie, seorang konsultan, dalam menerapkan kebijakan WFH bisa disebut mengeksploitasi kesempatan ini dengan cara yang tidak etis.
Joshie terkadang memasang status di aplikasi Microsoft Teams yang digunakan kantornya menjadi ‘sibuk’ lalu tidur siang sejenak. Pernah satu kali ia secara tidak sengaja tertidur pulas hingga berjam-jam. Untungnya, rekan kantor dan atasan tidak ada yang curiga.
(Bukan) Meeting
Terakhir, mari kita bahas tentang taktik “(bukan) meeting.” Lia, dari tim marketing, mengungkapkan taktik menariknya. Terkadang ia akan memesan ruang meeting selama waktu yang melebihi waktu meeting sebenarnya.
Cara ini memberinya waktu untuk istirahat sekaligus ngobrol dengan rekan kerja. Meskipun mungkin tampak sebagai cara cerdik untuk mengambil istirahat, taktik semacam ini sebenarnya mencerminkan ketidakprofesionalan dan kurangnya komitmen terhadap tanggung jawab pekerjaan.
Melakukan meeting dan kolaborasi adalah hal yang penting dalam lingkungan kerja yang sukses. Namun, memanfaatkan pertemuan untuk menghindari tugas atau mendapatkan waktu luang dengan cara yang tidak etis hanya akan merugikan produktivitas dan kemajuan tim.
Wah, ternyata banyak juga ya jenis ‘kenakalan’ yang dilakukan karyawan di tempat kerja. Bagaimana dengan di kantor Anda, apakah karyawan sering melakukan taktik-taktik nakal seperti di atas?
Jika iya, maka mulai saat ini perusahaan Anda perlu untuk memikirkan siasat baru untuk mengurangi kecurangan yang karyawan lakukan. Bagaimana caranya? Anda bisa menggunakan satu dari sekian tips dibawah ini!
Baca juga: Aplikasi Fake GPS Untuk Absensi Karyawan
Cara Mengatasi Taktik Pemborosan Waktu
Dalam menghadapi trik-trik karyawan dalam memboroskan waktu yang telah dijelaskan sebelumnya, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa lingkungan kerja tetap produktif, etis, dan profesional. Berikut adalah beberapa cara yang dapat diambil:
1. Komunikasi dan Pendidikan: Edukasi adalah langkah pertama dalam mengatasi masalah ini. HR perlu memberikan pelatihan tentang manajemen waktu, etika kerja, dan tanggung jawab kepada karyawan.
2. Panduan dan Kebijakan yang Jelas: Perusahaan harus mengembangkan panduan dan kebijakan yang jelas tentang etika kerja, pengelolaan waktu, dan tanggung jawab pekerjaan. Ini harus disosialisasikan dengan baik kepada semua karyawan.
3. Pengawasan yang Efektif: Manajemen perlu memantau dan mengawasi kinerja karyawan dengan bijaksana. Pengawasan yang efektif dapat membantu mengidentifikasi tindakan pemborosan waktu dan mengambil tindakan yang sesuai. Namun, pengawasan harus seimbang agar tidak menciptakan lingkungan yang terasa terlalu terawasi.
4. Penghargaan untuk Kontribusi Positif: Penting untuk menghargai dan memberikan penghargaan kepada karyawan yang memberikan kontribusi nyata dan produktif. Pengakuan atas kerja keras dan hasil yang dicapai akan mendorong karyawan untuk lebih fokus pada pencapaian tujuan daripada mengandalkan taktik pemborosan waktu.
5. Transparansi dalam Pengelolaan Proyek: Proyek dan tugas seharusnya dikelola secara transparan dan terstruktur. Karyawan harus memiliki pemahaman yang jelas tentang tugas yang harus diselesaikan, tenggat waktu, dan ekspektasi kualitas. Ini akan membantu menghindari taktik seperti memperlambat pekerjaan atau menghindari tanggung jawab.
6. Budaya Kerja yang Positif: Memperkuat budaya kerja yang berfokus pada kolaborasi, pertumbuhan, dan tanggung jawab adalah kunci. Menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa dihargai dan memiliki rasa kepemilikan terhadap pekerjaan mereka akan mengurangi kecenderungan untuk mengambil jalan pintas.
Baca juga: Ampuh! Cara Mengatasi Karyawan yang Sering Terlambat
Hadirr dan Payuung, Solusi Mengatasi Trik Karyawan Memboroskan Waktu
Dalam hal ini, aplikasi digital seperti Hadirr dan Payuung dapat menjadi solusi yang sangat membantu. Kedua aplikasi ini dapat mengawasi dan memperbaiki disiplin kerja karyawan, serta mendorong interaksi yang lebih erat antara karyawan dan perusahaan.
Kenakalan lain dari karyawan saat melakukan WFH yaitu sering kali memanipulasi data GPS, sehingga mereka terlihat seolah-olah sedang berada di lokasi yang sebelumnya telah ditentukan oleh perusahaan untuk dapat melakukan absensi.
Namun sekarang Anda tidak perlu khawatir lagi dengan hal tersebut, Hadirr dilengkapi dengan fitur GPS yang memungkinkan Anda mencatat banyak titik kehadiran karyawan, di manapun di dunia.
Tak hanya itu, adanya teknologi pengenalan wajah (face recognition) membuat aplikasi Hadirr lebih akurat dan dapat mencegah karyawan untuk melakukan tindak kecurangan pada saat melakukan absensi.
Selain itu, Anda juga dapat menggunakan Hadirr Sales apabila perusahaan memiliki sales yang sering bermobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya.
Tidak hanya Hadirr, dengan memberikan benefit yang karyawan Anda harapkan, cara ini juga terbukti mampu untuk mengurangi tindak kecurangan karyawan dalam bekerja secara tidak produktif.
Payuung merupakan salah satu platform benefit karyawan yang bisa Anda gunakan di perusahaan. Dengan menggunakan Payuung, karyawan akan difasilitasi dengan beberapa pilihan, mulai dari akses Tarik Gaji Awal (TGA) atau Earned Wage Access.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai cara-cara digital untuk meningkatkan produktivitas karyawan, kami siap memberikan informasi lebih detail.